MILLIARIASIS DAN BISULAN
Makalah
Tugas pada Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita
Program Studi Kebidanan Semester 3
Kelas A-3
Dosen Pengampu :
Rama Agustina, SST, M.Kes
Disusun oleh kelompok 7 :
1.
Nurrohma Maylingga NPM
(15.15401.12.14)
2.
Anggia
NPM
(15.15401.12.25)
3.
Puput ayu lestari NPM
(15.15401.12.29)
4.
yanisah putrid NPM (15.15401.12. )
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang ”Bisulan Milliariasis”
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis
telah mendapat bimbingan dari dosen pengampu. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Rama Agustina, SST, M.Kes.
Makalah ini membahas tentang Bisulan
Milliariasis pada asuhan kebidanan Neonatus, bayi, dan balita.. Yang datanya
diramu dari berbagai sumber pustaka terkait materi yang dibicarakan.
Penulis menyadari apa yang
disampaikan di makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kritik
dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini ada
manfaatnya bagi pembaca.
Palembang,
03 Oktober 2016
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita adalah
perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita.
Neonatus, bayi, dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat
menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Apabila tidak diberikan
asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita pada masa perkuliahan,
sehingga pada saat calon bidan diterjunkan di lahan praktek sudah
mampu untuk memberikan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita dengan
benar. Ada
beberapa masalah yang lazim terjadi diantaranya adalah adanya bercak mongol,
hemangioma, ikhterus, muntah dan gumoh, oral trush, diaper rash, dan seborrhea,
furunkel, milliariasis, diare, obstipasi, infeksi, dan sindrom bayi meninggal
mendadak.
Biang keringat atau biasa disebut dalam istilah medis
dengan miliaris adalah penyakit kulit yang ditandai dengan kemerahan, muncul
papul (bintil-bintil), dan gatal. Penyebabnya bisa terjadi pada cuaca yang
lembab, panas, karena peredaman yang terus- menerus pada kulit oleh keringat
sehingga lemak kulit terbuang. Biang keringat biasanya muncul pada anak-anak
yang bertempat tinggal di daerah yang lembab dan sangat pamnas. Gatalnya yang
hebat menyebabkan gangguan tidur,men gurangi nafsu makan, dan gangguan umum
infeksi sekunder
Menurunkan
angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan dari asuhan kebidanan pada
neonatal, bayi dan balita. Dalam pelaksanaannya masih banyak hambatan
yang terjadi, contohnya ialah lahirnya bayi dengan masalah, bayi dengan
penyakit tertentu, dan balita yang terserang penyakit. Maka dari itu
penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk mengetahui dan terampil
dalam mengenali gejala suatu penyakit serta cara menanganinya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Milliariasis, Bisulan ?
2.
Apa penyebab dari Milliriasis, Bisulan ?
3.
Bagaimana patofisiologi Milliariasis, Bisulan ?
4.
Apa saja pembagian dan tanda gejala Milliariasis, Bisulan ?
5.
Bagaimana cara asuhan yang diberikan bidan untuk penyakit Milliariasis, Bisulan
?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian Milliariasis, Bisulan
2. Untuk
mengetahui penyebab dari Milliariasis, Bisulan
3. Untuk
mengetahui bagaimana patofisiologi dari Milliariasis, Bisulan
4. Untuk
mengetahui apa saja pembagian dan tanda gejala dari Milliariasis, Bisulan
5. Untuk
mengetahui asuhan yang diberikan bidan untuk mengatasi Milliariasis, Bisulan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. MILIARIASIS
2.1.1
Pengertian
Miliariasis
adalah dermatosis yang timbul akibat penyumbatan kelenjar keringat dan porinya,
yang lazim timbul dalam udara panas lembab seperti daerah tropis atau selama
awal musim panas atau akhir musim hujan yang suhunya panas dan lembab. Karena
sekresinya terhambat maka menimbulkan tekanan yang menyebabkan pecahnya
kelenjar atau duktus kelenjar keringat. Keringat yang masuk ke jaringan
sekelilingnya menimbulkan perubahan anatomi. Sumbatan disebabkan oleh bakteri
yang menimbulkan peradangan dan oleh edema akibat keringat yang tak keluar
(E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988).
2.1.2 Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis ini
adalah udara yang panas dan lembab serta adanya infeksi bakteri.
1. Udara
panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
2. Pakaian
yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
3. Aktivitas
yang berlebihan
4. Setelah
menderita demam atau panas
5. Penyumbatan
dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat
keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
2.1.3 Patofisiologi
terjadinya milliariasis di awali dengan tersumbatnya pori-pori
kelenjar keringat sehingga pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya
pengeluaran keringat ini ditandai dengan adanya vesikel miliar dimuara kelenjar
keringat lalu disusul dengan tingginya radang dan oedema akibat perspirasi yang
tidak dapat keluar yang kemudian diabsorbsi oleh stratum korneum.
Milliariasis sering terjadi pada bayi prematur karena
proses diferensiasi sel epidermal dan apendik yang belum sempurna. Kasus
milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama
dan akan menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus
ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya.
2.1.4 Pembagian dan Tanda Gejala
1. Milliariasis
kristalina
Milliaria kristalina ini timbul
pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah keringat, seperti pasien demam
yang terbaring ditempat tidur. Lesinya berupa vesikel yang sangat superfisial,
bentuknya kecil, dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm. Umumnya lesi ini
timbul setelah keringat, vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan,
misalnya akibat gesekan dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan
tanpa reaksi peradangan, asimptomatik, dan berlangsung singkat. Biasanya tidak
ada keluhan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
2. Milliariasis
rubra
Millia ruba memiliki gambaran
berupa papula vesikel dan eritema di sekitarnya. Keringat menembus kedalam
epidermis, biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan daerah
disekitarnya, sering juga diikuti dengan infeksi sekunder lainnya dan dapat
juga menyebabkan timbulnya impetigo dan furunkel.
3.
Milliariasis
profunda
Bentuk ini agak jarang terjadi
kecuali didaerah tropis. Kelainan ini biasanya timbul setelah miliaria rubra
ditandai dengan papula putih, kecil, keras, berukuran 1-3 mm. Terutama terdapat
di badan ataupun ekstremitas. Karena letak retensi keringat lebih dalam maka
secara klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel. Tidak gatal, dan
tidak terdapat eritema.
4.
Milliariasis
Fustulosa
Pada umumnya didahului oleh
dermatosis yang menyebabkan gangguan saluran kelenjar ekrin dan terjadi pustel
superfisial. (Hassan, 1984). Lesinya berupa pustula steril yang gatal, tegas,
superfisial dan tak berhubungan dengan folikel rambut.
2.1.5 Asuhan yang
diberikan
Asuhan yang diberikan yaitu
1. Mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan
sumbatan yang sudah timbul
2. Menjaga kebersihan tubuh bayi
3. Mengupayakan menciptakan lingkungan dengan kelembapan
yang cukup serta suhu yang
sejuk
dan kering, misalnya pasien tinggal diruang ber ac atau didaera \yang sejuk dan
kering
4. Menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan
tidak terlalu sempit
5. Segera mengganti pakaian yang basah dan kotor
6. Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak
salisil 2% dengan menambahkan mentol 0,5-
2% yang bersifat mendinginkan ruam.
2.2. Bisulan
(Frunkel)
2.2.1 Pengertian
Secara
medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak
kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman.
Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap
invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat
kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian
melunak menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong,
kuduk, belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling
pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung. Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih dari satu
tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.
2.2.2 Etiologi
Frunkel
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.
Iritasi pada kulit
2.
Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3. Daya
tahan tubuh yang rendah
4. Infeksi
oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm,
susunan
bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai
kapsul, nonmotil, katalase positif, pada
pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
5. Bakteri lain
atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha
dan bokong. Akan terasa sangat
nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari
tangan.
2.2.3 Patofisiologi
Infeksi dimulai dari peradangan pada
folikel rambut dikulit (folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya.
Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit disebut pustula. Pustula ini
menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam dapat dengan
mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada
daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul diserap
sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang
ada di kulit. Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan
atau robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus
aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk
melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh
komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin
TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel
endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan
terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).
2.2.4 Tanda dan Gejala
Gejala untuk bisul ini
hampir menyamai penyakit kulit yang lain seperti:
1. Nanah
di bahagian tengah bisul
2. Keputihan,
lelehan mengandungi darah daripada bisul tersebut
3. Kemerahan
di sekeliling kulit yang dijangkiti
4.
Biasanya di ikuti rasa teramat
sakit apabila disentuh.
2.2.5 Asuhan yang
diberikan
·
Jika bayi mudah berkeringat,
usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
·
Biang keringat yang timbul pada
kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
·
Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang
hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak
keringat yang keluar
·
Upayakan lingkungan di sekitar bayi
selalu bersih
·
Ventilasi udara di ruangan bayi
harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
·
Jangan kenakan bayi dengan pakaian
ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
·
Ganti pakaian bayi dengan segera
jika basah atau kotor
·
Jangan membubuhkan bedak pada kulit
bayi jika keluar keringat
·
Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu
terpenuhi.
·
Pahami penanganannya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa Miliariasis
adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung
kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran
kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada,
punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Sedangkan Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh
folikel rambut dan jaringan subkutan di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri
stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau
jamur. Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan “bermata”
atau berbentuk kubah, dapat disertai rasa nyeri dan demam karena bisul sudah
terinfeksi kuman.
3.2 Saran
3.2.1 Saran Untuk Tenaga Kesehatan
Penyusun berharap hendaknya kita
sebagai tenaga kesehatan lebih memahami tentang macam-macam masalah sering
terjadi pada neonatus, bayi dan balita terutama Milliariasis, dab Bisulan.
Serta bagaimana tindakan kita untuk mengatasinya.
3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa
Penyusun berharap agar mahasiswa
prodi DIII Kebidanan lebih mengetahui tentang masalah yang serimg terjadi pada
neonatus, bayi dan balita. Serta dapat menerapkan saat praktek di lapangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan balita. Jakarta: Salemba Medika
Markum.AH. 1999. Ilmu
Kesehatan Anak..
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Sudarti, dkk.,2010, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jogyakarta: nuha medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar