Selasa, 08 Januari 2013

opini tajuk rencana

Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
       Opini tajuk rencana pada judul pembahasan maksudnya adalah opini redaksi dalam tajuk rencana tersebut. Opini redaksi ini adalah simpulan redaksi terhadap permasalahan yang diangkat dalam tajuk rencana, atau jalan keluar yang ditawarkan terhadap permasalahan yang dibahas dalam tajuk rencana.  Opini redaksi ini biasanya terletak pada bagian akhir dari tajuk rencana.
Contoh tajuk rencana
(1)Tajuk Rencana Kompas
     Rabu, 12 Januari 2011
Kritik atas Kebohongan Publik
       Keresahan sejumlah tokoh agama mengawali tahun 2011 bukan tanpa alasan. Mereka menyuarakan keresahan umat. Seruannya jelas, pemerintah melakukan kebohongan-kebohongan publik. Kekuasaan atas nama rakyat dikelola tidak terutama untuk kebaikan bersama. Kebohongan dilakukan oleh eksekutif, yudikatif, dan legislatif—tiga lembaga negara demokratis.
       Peristiwa aktual-heboh pelantikan terdakwa kasus korupsi Wali Kota Tomohon, Jefferson Rumajar, dan penanganan terdakwa kasus mafia pajak, Gayus Tambunan, sekadar contoh. Legalitas pelantikan berbenturan dengan rasa keadilan publik. Kasus pelesir Gayus ke Bali, Makau, dan entah ke mana lagi mungkin hanya penyimpangan kasus raksasa masalah mafia pajak. Dua contoh di atas merupakan puncak gunung es sikap dasar tidak jujur, tertutup, praksis politis yang menafikan kebaikan bersama sebagai acuan berpolitik. Media massa sudah nyinyir menyampaikan praksis kebohongan yang seolah-olah majal berhadapan dengan kerasnya batu karang nafsu berkuasa.
       Begitu liat-rakusnya kekuasaan sampai kebenaran yang menyangkut data pun dinafikan. Kebohongan demi kebohongan dilakukan tanpa sadar sebagai bagian dari praksis kekuasaan tidak prorakyat. Jati diri sosiologi praktis para tokoh agama adalah menyuarakan seruan keresahan dan keprihatinan umat. Kita tangkap dalam ranah itulah kritik atas kebohongan publik para tokoh agama.
       Kritik atas kebohongan niscaya disampaikan semata- mata karena rasa memiliki atas masa depan negeri bangsa ini. Seruan mereka tidak dengan maksud mengajak berevolusi, tetapi menyuarakan nurani etis-moralistis. Mereka pun tidak bermaksud membakar semangat revolusioner, tetapi penyadaran bersama tentang gawatnya keadaan. Suara kenabian mengajak laku otokritik, bersama-sama melakukan evaluasi dan refleksi. Kekuasaan atas mandat rakyat perlu dikelola untuk bersama-sama maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar